Rotasi.co, Jakarta – Airlangga Hartarto mendadak mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum Partai Golkar terhitung Sabtu 10 Agustus. Keputusan ini memunculkan spekulasi tentang masa depan Golkar.
Partai berlambang pohon beringin itu sebenarnya bakal menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember 2024. Airlangga bahkan sudah mendapat dukungan dari organisasi sayap partai untuk menjadi ketum lagi.
Namun tiba-tiba Airlangga menanggalkan jabatan ketum empat bulan jelang Munas. Situasi di tubuh partai beringin ini diprediksi bergejolak dan memicu konflik baru.
Golkar akan menggelar rapat pleno untuk memutuskan pelaksana tugas ketum untuk menggantikan Airlangga. Nama-nama besar masuk bursa, seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo, Kahar Muzakir hingga Menteri Investasi Bahlil Lahadia.
Pengamat Politik dari Universitas Andalas Asrinaldi menilai ada kemungkinan muncul nama dari luar partai yang disiapkan untuk menjadi pengganti Airlangga.
“Bahkan bukan tidak mungkin juga muncul dari orang luar Golkar yang masuk ke Golkar,” ujar Asrinaldi kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/8).
Asrinaldi menduga ada skenario dari luar yang mengintervensi dan mempengaruhi kader Golkar untuk mendesak Airlangga mundur. Hal-hal seperti itu, kata Asrinaldi, sering terjadi dalam sistem kepartaian di Indonesia.
Jika dugaan itu benar, Asrinaldi menyebut Golkar berpotensi pecah dan menghasilkan kelompok yang tidak senang dengan mundurnya Airlangga.
“Bisa saja terjadi dualisme kepemimpinan atau akan muncul “Golkar Baru” yang akan bertarung juga pada Pemilu 2029,” ujarnya.
Menurut Asrinaldi, Golkar harus membereskan dulu konflik internal dan tidak menjadikan pengunduran diri ketum secara tiba-tiba seperti ini sebagai sesuatu yang normal.
“Tapi mundurnya Airlangga jelas akan menjadi bom waktu bagi Golkar untuk menyelesaikan konflik internal sehingga sulit bagi Golkar untuk berprestasi,” katanya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kemunduran Airlangga secara tiba-tiba itu mengagetkan. Meskipun, Golkar sudah diterpa isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) cukup lama.
Adi menilai selama ini Airlangga bertahan karena masih didukung kuat oleh pihak-pihak di internal Golkar. Oleh sebab itu, kemunduran Airlangga dari posisi Ketum Golkar saat ini meninggalkan tanda tanya.
Terlebih, Airlangga telah membuat Golkar sukses di Pileg 2024. Golkar di masa kepemimpinan Airlangga dapat menaikkan perolehan suara di Pileg 2024 lalu dengan prediksi 102 kursi di DPR.
“Tentu saja membuat tanda tanya Publik. Karena memang Airlangga itu dinilai sebagai ketua umum yang sebenarnya sukses membuat Golkar naik suaranya di Pileg 2024 dan juga dianggap sebagai menteri ekonomi yang juga sukses,” kata Adi.