Rotasi.co – Meskipun daya beli masyarakat sedang melemah, bisnis skincare lokal di Indonesia tetap menunjukkan daya tarik yang kuat. Pada semester pertama tahun 2024, industri skincare mengalami pertumbuhan yang signifikan meski di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
Menurut data dari Asosiasi Industri Kosmetika Indonesia (PERKOSMI), penjualan produk skincare lokal meningkat sebesar 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit dan lebih memilih produk-produk lokal yang dinilai lebih terjangkau namun berkualitas.
Salah satu faktor pendorong keberhasilan bisnis skincare lokal adalah inovasi produk yang terus berkembang. Banyak brand skincare lokal yang mengedepankan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan, serta menyesuaikan produk mereka dengan kebutuhan kulit orang Indonesia. Misalnya, produk yang diformulasikan khusus untuk kulit tropis yang cenderung berminyak dan mudah berjerawat.
“Meski daya beli masyarakat menurun, kebutuhan akan perawatan kulit tetap ada. Konsumen sekarang lebih selektif dalam memilih produk, mereka mencari produk yang tidak hanya efektif tapi juga memiliki nilai tambah seperti bahan alami dan ramah lingkungan,” kata Siti Halimah, CEO dari salah satu brand skincare lokal terkemuka.
Selain itu, strategi pemasaran digital yang efektif juga berperan penting dalam menjaga daya tarik bisnis skincare lokal. Banyak brand menggunakan media sosial dan platform e-commerce untuk menjangkau konsumen secara lebih luas dan efisien. Influencer marketing juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan produk baru dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Media sosial sangat membantu kami dalam menjangkau konsumen, terutama di masa pandemi ini. Kami bisa berinteraksi langsung dengan mereka, mendapatkan feedback, dan memberikan edukasi tentang pentingnya perawatan kulit,” tambah Siti Halimah.
Namun, tidak semua brand skincare lokal mampu bertahan di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Brand yang tidak mampu berinovasi dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan tren pasar, akan kesulitan untuk bersaing dan mempertahankan pangsa pasar.
Untuk tetap relevan, brand skincare lokal perlu terus berinovasi dan memahami kebutuhan konsumen. Selain itu, kolaborasi dengan pihak lain seperti ahli dermatologi, influencer, dan komunitas kecantikan, dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen.
Secara keseluruhan, meski daya beli masyarakat sedang melemah, bisnis skincare lokal tetap memiliki potensi yang besar untuk tumbuh. Dengan inovasi produk yang tepat, strategi pemasaran yang efektif, dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan konsumen, brand skincare lokal dapat terus menarik minat dan kepercayaan konsumen di Indonesia.